Social Icons

Pages

Featured Posts

Selasa, 22 Oktober 2013

Penggalian Data

Penggalian data (bahasa Inggris: data mining) adalah ekstraksi pola yang menarik dari data dalam jumlah besar [1]. Suatu pola dikatakan menarik apabila pola tersebut tidak sepele, implisit, tidak diketahui sebelumnya, dan berguna. Pola yang disajikan haruslah mudah dipahami, berlaku untuk data yang akan diprediksi dengan derajat kepastian tertentu, berguna, dan baru. Penggalian data memiliki beberapa nama alternatif, meskipun definisi eksaknya berbeda, seperti KDD (knowledge discovery in database), analisis pola, arkeologi data, pemanenan informasi, dan intelegensia bisnis. Penggalian data diperlukan saat data yang tersedia terlalu banyak (misalnya data yang diperoleh dari sistem basis data perusahaan, e-commerce, data saham, dan data bioinformatika), tapi tidak tahu pola apa yang bisa didapatkan.
  
Proses Pencarian Pola

Penggalian data adalah salah satu bagian dari proses pencarian pola. Berikut ini urutan proses pencarian pola:
  1. Pembersihan Data: yaitu menghapus data pengganggu (noise) dan mengisi data yang hilang.
  2. Integrasi Data: yaitu menggabungkan berbagai sumber data.
  3. Pemilihan Data: yaitu memilih data yang relevan.
  4. Transformasi Data: yaitu mentransformasi data ke dalam format untuk diproses dalam penggalian data.
  5. Penggalian Data: yaitu menerapkan metode cerdas untuk ekstraksi pola.
  6. Evaluasi pola: yaitu mengenali pola-pola yang menarik saja.
  7. Penyajian pola: yaitu memvisualisasi pola ke pengguna. 
Latar belakang
Perkembangan yang pesat di bidang pengumpulan data dan teknologi penyimpanan di berbagai bidang, menghasilkan basis data yang terlampau besar. Namun, data yang dikumpulkan jarang dilihat lagi, karena terlalu panjang, membosankan, dan tidak menarik. Seringkali, keputusan -yang katanya berdasarkan data- dibuat tidak lagi berdasarkan data, melainkan dari intuisi para pembuat keputusan. Sehingga, lahirlah cabang ilmu penggalian data ini.
Analisis data tanpa menggunakan otomasi dari penggalian data adalah tidak memungkinkan lagi, kalau 1) data terlalu banyak, 2) dimensionalitas data terlalu besar, 3) data terlalu kompleks untuk dianalisis manual (misalnya: data time series, data spatiotemporal, data multimedia, data streams).

Teknik Penggalian Data

Pada dasarnya penggalian data dibedakan menjadi dua fungsionalitas, yaitu deskripsi dan prediksi. Berikut ini beberapa fungsionalitas penggalian data yang sering digunakan:
  • Karakterisasi dan Diskriminasi: yaitu menggeneralisasi, merangkum, dan mengkontraskan karakteristik data.
  • Penggalian pola berulang: yaitu pencarian pola asosiasi (association rule) atau pola intra-transaksi, atau pola pembelian yang terjadi dalam satu kali transaksi.
  • Klasifikasi: yaitu membangun suatu model yang bisa mengklasifikasikan suatu objek berdasar atribut-atributnya. Kelas target sudah tersedia dalam data sebelumnya, sehingga fokusnya adalah bagaimana mempelajari data yang ada agar klasifikator bisa mengklasifikasikan sendiri.
  • Prediksi: yaitu memprediksi nilai yang tidak diketahui atau nilai yang hilang, menggunakan model dari klasifikasi.
  • Penggugusan/Cluster analysis: yaitu mengelompokkan sekumpulan objek data berdasarkan kemiripannya. Kelas target tidak tersedia dalam data sebelumnya, sehingga fokusnya adalah memaksimalkan kemiripan intrakelas dan meminimalkan kemiripan antarkelas.
  • Analisis outlier: yaitu proses pengenalan data yang tidak sesuai dengan perilaku umum dari data lainnya. Contoh: mengenali noise dan pengecualian dalam data.
  • Analisis trend dan evolusi: meliputi analisis regresi, penggalian pola sekuensial, analisis periodisitas, dan analisis berbasis kemiripan.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penggalian_data

Analisis data kekuatan perusahaan Koran SINDO

Sejumlah data yang dikeluarkan lembaga resmi negara selama ini dinilai kurang mendalam. Karena itu, butuh analisis yang bisa merespons kondisi ekonomi dari berbagai faktor.

Para investor domestik maupun luar negeri tidak cukup mengandalkan data laporan keuangan yang diterbitkan lembaga negara seperti bank sentral (Bank Indonesia/BI), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), atau Badan Pusat Statistik (BPS) saja jika ingin memulai berinvestasi di berbagai sektor industri.Para pemilik modal itu membutuhkan data analisis yang lebih hidup dan bisa ”berbunyi”, bukan data-data mentah yang tidak melibatkan segala faktor.

Karena itu, data-data intelijen ekonomi (economic intelligence/EI) menjadi kunci penting untuk menentukan beragam strategi jitu dalam melihat perkembangan perekonomian. Strategi itu bertujuan melihat apa saja yang telah, sedang, dan akan terjadi terhadap kondisi ekonomi nasional dan global. Untuk melihat semua itu, kekuatan analisis yang mendalam terhadap berbagai faktor mulai ekonomi, politik, hukum dan regulasi suatu negara diperlukan.

Meski strategi EI ini sama-sama mengandalkan pengolahan data seperti yang dikeluarkan BI, BPS, atau Kemenkeu, sejatinya ketiganya berbeda dengan konsep yang ditawarkan EI. Menurut Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Jakarta Sunarsip,ada perbedaan mendasar antara EI dan lembaga penelitian (litbang) yang ada di kementerian-kementerian dan BPS.

Analisis yang dihadirkan EI lebih komprehensif dengan melibatkan berbagai faktor seperti politik, ekonomi, hukum, dan regulasi yang tengah terjadi.Sementara penelitian yang dilakukan litbang hanya berfokus pada satu topik tertentu. Selama ini BPS hanya penyuplai data.

Lembaga ini hanya mengeluarkan data mentah seperti ketika BPS mengeluarkan laporan data ekspor atau impor setiap bulan dan laporan PDB setiap tiga bulan sekali.”Tapi, itu kan datanya tidak ‘berbunyi’.  BPS tidak menjelaskan apa faktor-faktor yang menyebabkan ekspor atau impor itu bisa naik dan turun meski sebenarnya mereka mengetahui. What happen di balik itu?” kata Sunarsip kepada SINDO, 23 November 2012.

Berbeda dengan yang dilakukan EI, strategi penelitian yang dilakukan lebih dari itu. Misalnya ada data yang diterbitkan dari BI, Kemenkeu, atau BPS bisa diolah dan dianalisis lebih mendalam dengan pendekatan-pendekatan yang kontekstual.

Lebih utamanya adalah dengan melihat konteks regulasi terkini. Berbagai pendekatan itu lalu dibandingkan satu sama lain, bagaimana potensi dan tantangannya. Hasilnya,data yang berasal dari EI bisa dibaca lebih utuh kenapa ekonomi bisa meningkat dan menurun atau ada faktor apa sehingga laju ekspor dan impor terkadang naik dan turun.

”Nah, itu yang menjadi basis analisis kami.Setelah data itu utuh melihat berbagai faktor, lalu kita provideke perusahaan- perusahaan. Selanjutnya bisa dijadikan alat untuk menentukan kapan sebuah perusahaan akan masuk ke pasar keuangan,kapan akan memulai bisnis baru dan dengan siapa dia akan membuka jaringan,” ungkap Sunarsip.

Selain itu,data hasil analisis EI juga bisa dimanfaatkan sebagai alat fund rising. Yang paling penting adalah sebagai alat peringatan dini jika suatu saat terjadi krisis global. Sayangnya, perhatian institusi di Indonesia menganggap keberadaan lembaga EI belum begitu signifikan. Para pelaku pasar kebanyakan hanya berpikir pragmatis dengan hanya melihat perkembangan ekonomi dari sisi permukaan.

”Intinya metodologi EI bisa membantu menumbuhkan sikap responsif terhadap krisis sehingga kita jadi tahu prediksi ke depan, terutama lagi untuk membantu menumbuhkan kekuatan dan daya saing ekonomi,” paparnya.

Perbedaan mendasar antara analisis yang menggunakan metode EI dan hasil BPS juga diutarakan pengamat ekonomi Yuswohady. Menurutnya, data-data yang dikeluarkan BPS kebanyakan terpusat pada sektor-sektor industri makro sehingga hanya bisa melihat perkembangan pasar makro,terkesan sangat umum. Sementara yang bergerak di kawasan ekonomi riil tidak menjadi pertimbangan dalam melihat pergerakan pasar ekonomi.

Hal itu baru pada sisi ekonomi saja,belum yang lain seperti persoalan hukum dan regulasi.Akibatnya pemahaman yang diberikan BPS tidak bisa secara utuh dipahami setiap orang. ”Nah,EI berguna untuk mendapatkan hasil data-data yang lengkap sehingga menjadi acuan bagi para investor atau pelaku pasar untuk menentukan langkah perusahaan selanjutnya,” ungkapYuswohady.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, data-data ekonomi yang dikeluarkan BPS biasanya hanya secara umum. Faktor yang dijadikan acuan pun sama-sama dengan pembacaan yang dihasilkan dari lembaga internasional. BPS berupaya melihat jumlah pengangguran atau menyampaikan data-data pertumbuhan ekspor dan impor secara rutin saja.

”Sedangkan lembaga-lembaga konsultan bisnis yang menggunakan basis pendekatan EI biasanya melihat persoalan berbasiskan survei dan kekuatan analisis. Misalnya survei bisnis, konsumen, atau melihat indeks ekonomi. Strategi ini biasa digunakan untuk melihat arah ekonomi ke depan yang kemudian menjadi langkah pemasaran sebuah perusahaan,” kata Purbaya.

Sumber : http://nasional.sindonews.com/read/2012/11/29/64/692749/analisis-data-kekuatan-perusahaan

Intelijen Bisnis

Intelijen
(bahasa Inggris: intelligence) adalah informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detail dan keakuratannya, berbeda dengan "data", yang berupa informasi yang akurat, atau "fakta" yang merupakan informasi yang telah diverifikasi. Intelijen kadang disebut "data aktif" atau "intelijen aktif", informasi ini biasanya mengenai rencana, keputusan, dan kegiatan suatu pihak, yang penting untuk ditindak-lanjuti atau dianggap berharga dari sudut pandang organisasi pengumpul intelijen. Pada dinas intelijen dan dinas terkait lainnya, intelijen merupakan data aktif, ditambah dengan proses dan hasil dari pengumpulan dan analisis data tersebut, yang terbentuk oleh jaringan yang kohesif.
Kata intelijen juga sering digunakan untuk menyebut pelaku pengumpul informasi ini, baik sebuah dinas intelijen maupun seorang agen.

Proses

Informasi yang dikumpulkan bisa sulit untuk didapatkan, atau bahkan informasi rahasia, yang didapatkan dengan spionase ("sumber tertutup"), atau dapat juga berupa informasi yang tersedia bebas, di surat kabar atau internet ("sumber terbuka"). Secara tradisional, pengumpulan intelijen berupa pengumpulan informasi dari segala sumber, lalu penyimpanan dan pengurutan informasi tersebut, dan diperkirakan sebagian kecil dari yang terkumpul akan berguna kemudian. Hasil dari pengumpulan intelijen ("produk") dan sumber serta metode pengumpulannya ("tradecraft") seringkali dirahasiakan.Biasanya personel intelijen dibekali kemampuan lebih atau dapat dikatakan,orang yang menjadi intelijen ialah orang-orang pilihan terbaik,Kebanyakan mereka berkamuflase lebih hebat sehingga sangat sulit dan bahkan tak terlihat ketika berbaur dengan masyarakat sipil atau berbaur dengan pihak musuh,karena mereka memegang prinsip 1000 cover,artinya personel intelijen tersebut memiliki 1000 id yang mana id id tersebut menutupi identitas asli personel intelijen tersebut.Beban berat dan tugas berat selalu dipundak mereka,Ibarat misi berhasil tak dipuji,misi tak berhasil dicacimaki,matipun tak ada yang mengakui.
  • Intelijen pemerintah biasanya diserahkan pada dinas intelijen, yang umumnya diberikan dana besar yang dirahasiakan. Dinas-dinas ini mengumpulkan informasi dengan berbagai cara, dari penggunaan agen rahasia, menyadap saluran komunikasi, sampai penggunaan satelit pengintai.
  • Intelijen militer adalah kegiatan dalam perang yang melakukan pengumpulan, analisis, dan tindak lanjut atas informasi tentang musuh di lapangan. Kegiatan ini memakai mata-mata, pengintai, peralatan pengamatan yang canggih, serta agen rahasia.
  • Intelijen bisnis merupakan informasi rahasia yang didapatkan suatu perusahaan mengenai saingannya dan pasar.

Perkembangan intelijen

Informasi yang dicari 

Pada perkembangan selanjutnya, informasi yang dicari bukan hanya bersifat kemiliteran namun juga mengenai masalah masalah sosial, gejolak sosial, informasi ekonomi, pertanian, tingkat keberhasilan panen serta kemajuan teknologi. Tujuannya selain bersifat untuk kepentingan analisis militer, juga berguna untuk kepentingan lainnya seperti kepentingan ekonomi, kerjasama ekonomi dan lain-lain terutama yang bersifat hubungan antar negara (diplomatik). Selain negara, kadang-kadang perusahaan-perusahaan maupun kalangan bisnis juga menggunakan cara-cara ini untuk mengumpulkan informasi yang sifatnya terbatas hanya untuk kepentingan bisnis seperti prospek mendirikan usaha maupun investasi, kemampuan daya beli dan ekonomi sampai mengetahui kekuatan bisnis saingannya.Seorang personel intelijen telah didoktrin untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan apa yang telah menjadi misinya.Kekuatan suatu negara tidak hanya terletak pada kekuatan armada perangnya,namun Intelijen adalah suatu titik inti dari keberhasilan suatu Kekuatan pokok suatu negara.Kadang Intelijen dipandang sebelah mata oleh suatu kaum paradigmatis tertentu,justru dengan intelijen inilah suatu sistem akan tetap utuh dan terjaga dari segi keamanan internal.


Operasi intelijen

Pada dasarnya, intelijen adalah bersifat mengumpulkan informasi. Pada perkembangannya terutama yang berurusan dengan masalah negara, juga ditambah dengan usaha sejauh mana menyelesaikan setiap ancaman yang dilakukan secara efektif, rahasia, dan langsung menuju sasarannya yang dikenal dengan operasi intelijen yang sering dikenal juga dengan operasi klandestin. Sebagai contoh di Amerika Serikat terdapat undang-undang intelijen yang isinya "..serta usaha usaha yang dilaksanakan untuk menghadapi ancaman terhadap kepentingan nasional". Maka mucullah operasi-operasi seperti usaha penggulingan terhadap Presiden Soekarno dengan memberikan bantuan senjata kepada kaum pemberontak pada dekade 1950-an, Invasi Teluk Babi di Kuba tahun 1960-an, usaha pembunuhan Presiden Saddam Hussein dan lain-lain.

Kriminalitas Prinsip prinsip intelijen juga digunakan untuk mengatasi kriminalitas dan kejahatan yang terjadi di masyarakat umumnya dugunakan oleh kepolisian dengan menggunakan unit-unit reserse atau kejaksaan seperti di Amerika Serikat (FBI), detektif bahkan wartawan untuk mencari sumber berita. Masing masing memiliki kode etik tersendiri.

Sifat-sifat operasi Intelijen

Umumnya operasi intelijen dilakukan untuk dua kepentingan:
  1. Operasi Taktis
    yaitu operasi yang dilakukan untuk mendukung operasi-operasi taktis yang dilakukan dalam jangka waktu dan kegiatan tertentu, umumnya dilakukan oleh angkatan bersenjata dalam operasi operasi militernya.
  2. Operasi Strategis
    yakni operasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data informasi dan kegiatan lain untuk kepentingan strategis umumnya dilakukan dengan jangka panjang.  
Badan intelijen
 Umumnya setiap negara memiliki badan-badan atau lembaga intelijen intelijen baik yang berdiri sendiri ataupun dibawah institusi lain. Ada badan intelijen yang keberadaannya diketahui publik atau bahkan rahasia.
Beberapa badan Intelijen yang dikenal di dunia antara lain:

Intelijen bisnis

Sedangkan yang dimaksud dengan Istilah intelijen bisnis (bahasa Inggris: business intelligence, BI) merujuk pada teknologi, aplikasi, serta praktik pengumpulan, integrasi, analisis, serta presentasi informasi bisnis atau kadang merujuk pula pada informasinya itu sendiri. Tujuan intelijen bisnis adalah untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis.
Sistem BI memberikan sudut pandang historis, saat ini, serta prediksi operasi bisnis, terutama dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan ke dalam suatu gudang data dan kadang juga bersumber pada data operasional. Perangkat lunak mendukung penggunaan informasi ini dengan membantu ekstraksi, analisis, serta pelaporan informasi. Aplikasi BI menangani penjualan, produksi, keuangan, serta berbagai sumber data bisnis untuk keperluan tersebut, yang mencakup terutama manajemen kinerja bisnis. Informasi dapat pula diperoleh dari perusahaan-perusahaan sejenis untuk menghasilkan suatu tolok ukur.
Lebih jauh intelijen bisnis bisa kita definisikan sebagai berikut :
1.  Intelijen Bisnis adalah sebuah alternatif terminologi bagi Competitive Intelligence. Definisinya adalah kegiatan-kegiatan monitoring lingkungan eksternal sebuah perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan bagi proses pembuatan kebijakan perusahaan tersebut.

2.  Istilah lain CI adalah Competitor Intelligence, yaitu proses analisa yang mentransformasikan keseluruhan competitor intelligence yang utuh menjadi pengetahuan strategis tentang kompetitor, posisi, performance, kapabilitas, dan niat/tujuan. Pengetahuan strategis tersebut harus relevan, akurat, dan bisa digunakan.

3.  Competitive Intelligence adalah sebuah cara berpikir (way of thinking).

4.  CI menggunakan sumber-sumber informasi publik untuk mengetahui lokasi dan membangun informasi tentang persaingan dan pesaing-pesaing yang ada.

5.  Competitor intelligence adalah informasi yang sangat spesifik dan tepat waktu tentang sebuah perusahaan.
Fungsi umum teknologi BI adalah reporting, OLAP (online analytical processing), data mining, business performance management, benchmarking, text mining dan predictive analytics.

Richard Coombs, Competitive intelligence handbook. University Press of America, Bab I)

Jadi peran intelijen bisnis untuk saat ini memang dipandang perlu. Karena dinamika bisnis era sekarang sudah begitu cepat berkembang dan begitu ketat bersaing. Sehingga perubahan sekecil apapun dari lingkungan ekternal kita dan sesingkat apapun waktu berlangsungnya perubahan, akan berdampak besar terhadap kelangsungan bisnis sebuah perusahaan. Siapa yang cepat dan cerdas memanfaatkan waktu dan situasi dialah yang akan berkembang. Sebuah keputusan haruslah cepat, tepat dan strategis. Bagaimana itu bisa terlaksana, fungsi dari inteligen bisnis inilah yang menentukan.
 

Ada dua main job atau tugas utama dari seorang agen inteligen bisnis, yaitu :
  1. mendapatkan informasi
  2. membentuk sebuah opini

Pentingnya intelijen atau mata-mata atau spionase bisnis adalah informasi. Informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan musuh yang sedang dihadapi dari sisi bisnis. Siapa mereka, apa tujuannya, seberapa besar kekuatan mereka ( berkaitan dengan,produk, modal, teknologi yang digunakan, sistem administrasi dan SDM ) apa rencana dan strategi mereka, dimana kelemahan mereka, dan dengan siapa saja mereka menjalin hubungan, dll.

Selain dari pada itu intelijen bisnis dituntut untuk mengetahui sejauh mana loyalitas pelanggan terhadap produk, merk dan jasa tertentu sekaligus segmentasi pasar.



Informasi-informasi tersebut yang kemudian akan kita gunakan untuk menyusun strategi yang tepat untuk menghadapi dan bahkan mengalahkan mereka. Tanpa adanya informasi-informasi tadi, kita hanya bisa meraba, mengkira-kira dan menebak-nebak. Jauh akan lebih sulit bagi kita untuk menentukan tindakan dan strategi yang akan digunakan.



Yang kedua, tugas intelijen selain mengumpulkan informasi, juga harus mampu membentuk sebuah opini publik terhadap produk kita maupun produk kompetitor. Pembentukan opini ini tergantung mau kita arahkan kemana. Apakah untuk memperbaiki dan menaikkan index persepsi baik/popularitas dari produk kita atau sebaliknya untuk menjatuhkan/melemahkan produk kompetitor. Pembentukan opini ini akan sangat berdampak signifikan terhadap kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap sebuah produk. Opini bisa diciptakan dan dimanipulasi. Pemilihan materi dan media sangat penting dalam proses ini. Dan itu adalah tugas dari para agen inteligen bisnis.



Tak jauh dari dunia perang, inteligen dalam dunia bisnis pun mutlak diperlukan agar roda bisnis kita tetap berjalan dengan baik. Tidak harus tujuannya “membunuh” dengan melakukan Offensive Inteligent, tapi cukup hanya untuk menjaga dan memastikan kelangsungan dan pertumbuhan positif bisnis kita (deffensif inteligent ). Bila kita masih menghormati etika bisnis dan praktek-praktek persaingan bisnis yang sehat, maka tidak perlu kita menggunakan intelijen kotor  . Berperang habis-habisan dan total, bukan berarti menghalalkan segala cara.



Defensif intelijent maupun Offensif Inteligent bisnis tidak harus membuat kita berlaku curang dengan menyusup kedalam organisasi kompetitor dan mencuri ide dan gagasan mereka seperti halnya yang terjadi pada perusahaan Unilever yang menuntut Procter & Gamble (P&G) atas aktifitas mata-mata untuk mendapatkan rahasia bisnis perawatan rambut Unilever.



Kita tidak bicara hal kotor seperti itu, karena bagaimanapun kerasnya “ belantara bisnis” dewasa ini yang namanya Business Etique tetap harus dijalankan sehingga informasi yang digunakan melalui intelijen kompetitif untuk menyusun strategi dan taktik tetap dijalankan dengan etis karena tujuan dari intelijen bisnis adalah bukan mencuri rahasia perusahaan kompetitor, rahasia pasar kompetitor ataupun properti rahasia lainnya. Tetapi merupakan sebuah teknik pengumpulan informasi secara sistematis, secara terbuka (legal) dalam jangkauan informasi yang begitu luas, yang ketika telah terseleksi dan disatupadukan serta dianalisa akan menyediakan sebuah pemahaman yang utuh tentang struktur perusahaan pesaing, budaya perusahaan, kebiasaan, kemampuan/kelebihan dan kelemahannya.



Salah satu intelijen yang fair adalah mengamati pergerakan kompetitor  secara cermat melalui berbagai media legal maupun publisitas mereka. Biarpun informasi ini bersifat umum dan terbuka untuk semua orang, bukan berarti itu informasi yang tidak penting dan dangkal. Jika kita bisa mengolahnya dengan baik dan menganalisa dengan detail akan banyak hal yang bisa kita dapatkan dari hanya sekedar berita. Beranjak lebih jauh, kita bisa menjadi “konsumen” kompetitor juga dalam skala kepentingan investigasi. Sampai sejauh mana kualitas produk mereka, bagaimana price nya, dan bagaimana tingkat pelayanan pra dan pasca jual kepada pelanggan. Dengan memposisikan kita sebagai konsumen, akan kita dapatkan informasi yang qualify dan akurat dibandingkan dengan mengandalkan sumber lain.



Dalam intelijen, prinsip “kenali dan dapatkan” adalah tujuan utama yang harus dicapai. Untuk bisa mencapai tahapan ini diperlukan :

1. Orang yang tepat
2. Cara yang tepat
3. Tools/sarana dan media yang tepat

Minimal tiga point diatas harus bisa terpenuhi agar proses pengumpulan informasi dan pembentukan opini dapat berjalan dengan baik selain tentunya hal-hal lain termasuk juga besaran alokasi anggaran, timing yang tepat dan situasi eksternal masyarakat (ekopolsosbud).



Pemilihan orang yang tepat, tidak harus berasal dari internal. Justru akan lebih leluasa dan bebas jika agen tersebut adalah orang luar yang kita didik dan tugaskan untuk mendapatkan informasi dibandingkan dengan orang dalam.


Dalam mempengaruhi opini publik pun, akan lebih terasa realistis dan obyektif jika itu berasal dari kalangan luar organisasi kita. Tidak ada salahnya kita menggandeng tokoh keagamaan, budayawan, seniman bahkan seorang politisi untuk bisa menyuarakan opini seperti apa yang kita inginkan. Tentunya hal tersebut tidaklah gratis/cuma-cuma. Tapi bila kita memiliki konsep yang matang dengan hal tersebut, sepertinya anggaran/cost yang kita keluarkan akan sebanding  dengan hasil yang kita inginkan. Jaman sekarang bukanlah jaman pure bussines dimana bisnis berjalan sendirian melalui perangkat bisninya. Sekarang adalah jaman dimana segala sumberdaya yang bisa memuluskan jalan digunakan. Termasuk pengaruhnama besar, popularitas, kekuatan  politik dan jabatan dalam penentuan regulasi dan aturan mulai digunakan sebagai salah satu tangan dan tameng bisnis. Sekali lagi, mengingat etika bisnis yang harus kita patuhi, proses ini pun jangan sampai kebablasan dan salah kaprah yang membuat saling menjatuhkan dan membunuh pihak lain. Tapi cukup untuk memastikan ketidakberpihakan pemilik wewenang dan kekuasaan kepada salah satu kompetitor, menjamin terlaksananya persaingan yang sehat dan memberikan “sedikit” apresiasi dan opini positif dan obyektif terhadap produk dan jasa kita sehingga penilaian masyarakat/konsumen akan obyektif dan fair. (cbn, 10 feb 2009)




Daftar Referensi :











 

Senin, 14 Oktober 2013

Evolusi Sistem Informasi



Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar sub-sistemnya, sistem informasi manajemen akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.
Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah computer-based atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.

Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS yang akan dibahas pada bagian ini antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan “basis komputer” sebagai kata kuncinya. Saat ini sistem informasi merupakan isu yang paling penting dalam pengendalian manajemen. Hal ini disebabkan karena tujuan dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu manajemen dalam mengkoordinasi subunit-sub unit dari organisasi dan mengarahkan bagian-bagian tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan.

Usaha penerapan komputer dalam bidang bisnis terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Tahapan perkembangan tersebut yaitu:

þ Fokus awal pada Data (electronic data processing – EDP)
Didukung dengan munculnya punched card dan keydriven bookkeeping machines, dan perusahaan umumnya mengabaikan kebutuhan informasi para manajernya. Aplikasi yang digunakan sistem informasi akuntasi (SIA).


þ Fokus baru pada Informasi (management information sistem – MIS)
Seiring denga diperkenalkannya generasi baru alat penghitung yang memungkinkan pemrosesannya lebih banyak. Hal tersebut dioerientasikan untuk kosep penggunaan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM), yang berarti bahwa aplikasi komputer harus diterapkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan informasi manajemen.

þ Fokus Revisi pada Pengambilan Keputusan (Decision support sistem – DSS)
Merupakan hal yang berbeda dengan konsep SIM. DSS adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan serta diambil keputusannya oleh manajer.

þ Fokus sekarang pada Komunikasi (office automation – AO)
OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas di antara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik. OA telah berkembang meliputiberagam aplikasi seperti konferensi jarak jauh (teleconference), voice mail, e-mail (surat elektronik), electronic calendaring, facsimile transmission, dan desktop publishing. Istilah lainnya dalam menggunakan semua aplikasi AO tersebut dinamakan dengan kantor virtual (virtual office).

þ Fokus potensial pada Konsultasi (artificial intelligence/expert sistem – AI/ES)
Ide dasar AI adalah komputer dapat deprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia. Sistem pakar adalah suatu sistem yang berfungsi sebagaiseorang spesialis dalam suatu bidang. Sistem yang menggambarkan segala macam sistem yang menerapkan kecerdasan buatan untuk pemecahan masalah dinamakan dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge-bases sistems) Penjelasan lebih lanjut akan dijumpai pada modul terakhir dari materi kuliah SIM.

Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan data dan informasi. Informasi disajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Pada bagian pengolahan dengan komputer terdiri dari lima bidang yakni SIA, SIM, DSS, kantor virtual dan sistem berbasis pengetahuan. Hal tersebut dinamakan dengan sistem informasi berbasis komputer (komputer based information sistem). Gambar 1.10 menunjukkan model CBIS.

Komputer-Based Information Sistems (CBIS)
Information specialist :
Adalah Orang yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem berbasis komputer. Terdapat 5 (lima) golongan utama spesialis informasi, yaitu :
§ Sistem analyst
§ Database administrator
§ Network specialist
§ Programmer
§ Operator

Kerjasama antar golongan tersebut dilakukan dalam rangka mengembangkan sistem berbasis komputer.. hal tersebut menggambarkan rantai komunikasi tradisional yang menghubungkan pemakai, para spesialis informasi dan komputer.

Analis sistem bekerjasama dengan pemakai guna mengembangkan sistem baru dan memperbaiki sistem yang sekarang. Mereka merupakan pakar dalam mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis mengenai cara komputer membantu pemecahan masalah.
Pengelola basis data bekerjasama dengan pemakai dan sistem analis dalam membuat basis data yang berisi data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi bagi pemakai. Basis data adalah suatu kumpulan data yang terintegrasi, diatur dan disimpan menurut suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali serta pengelolaannya.
Spesialis jaringan bekerja sama dengan analis sistem dan pemakai membentuk jaringan komunikasi data yang menyatukan berbagai sumberdaya komputer yang tersebut. Spesialis jaringan menggambungkan keahlian bidang komputer dan telekomunikasi.
Programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem untuk membuat kode instruksi sehingga komputer dapat mengubah data menjadi informasi yang diperlukan pemakai.
Operator mengoperasikan peralatan komputer berskala besar (missal mainframe ataupun mini). Operator memantau layar komputer, mengganti ukuran kertas di printer, mengelola perpustakaan dan tugas-tugas serupa lainnya.

End User Computing Adalah salah satu metode pengembangan sistem berbasis komputer yang dilakukan oleh pemakai sendiri (user).
Perkembangan metode ini didukung oleh :
· Meningkatnya pengetahuan mengenai komputer;
· Banyaknya permintaan tidak sebanding dengan sumberdaya yang tersedia;
· Perangkat keras yang harganya semakin murah;
· Perangkat lunak siap pakai semakin banyak.

Peranan information specialist (ISp) berubah dari pengembang menjadi konsultan

Justifikasi dan Pengembangan CBIS
Pada keadaan awal perusahaan mengeluarkan biaya komputerisasi dihitung berdasarkan biaya tenaga administrasi yang digantikan. Selanjutnya pada keadaan kemudian biaya komputerisasi dihitung dengan laba yang mungkin akan dihasilkan dengan memanfaatkan sistem berbasis komputer. Sedangkan keadaan Sekarang biaya komputerisasi dihitung dengan ukuran kuantitatif maupun kualitatif.
Justifikasi komputer menjadi semakin sukar dengan bangkitnya sistem-sistem yang berorientasi informasi. SIM atau DSS dapat menghasilkan laporan yang berharga, tetapi seberapa berhagakan laporan tersebut ?
Nilai sepotong informasi sukar untuk ditaksir. Salah satu pendekatannya adalah dimana perusahaan menerapkan laporan kemudian dibandingkan dengan laba pada periode selama laporan tersebut digunakan dengan laba periode sebelumnya. Hal tersebut hamper tidak mungkin terlaksana dalam dunia bisnis yang dinamis. Umumnya ada banyak factor yang memberi kontribusi pada laba, dan memisahkan salah satu adalah hal yang nyaris mustahil.
Karena sukarnya mengukur nilai CBIS, perusahaan sangat hati-hati dalam membuat keputusan untuk menerapkan sistem tersebut. Manajer dan staf banyak menghabiskan waktu untuk mengevaluasi dampak sistem tersebut pada oganisasi. Menjustifikasi CBIS, dengan menggunakan gabungan ukuran-ukuran kuantitatif dan subyektif adalah langkah kunci dalam mencapai sumberdaya yang berharga tersebut.

Pengembangan CBIS
Dalam beberapa hal tiap subsistem CBIS identik dengan organisme hidup yakni lahir, tumbuh, matang, berfungsi dan mati. Proses evolusi tersebut dinamakan siklus hidup sistem (system life cycle – SLC).
Pengembangan CBIS mengikuti system life cycle, yang terdiri dari :
Ø Tahap Perencanaan,
Ø Tahap Analisis,
Ø Tahap Rancangan,
Ø Tahap Penerapan,
Ø Tahap Penggunaan.
Tahapan tersebut dapat digambarkan seperti nampak pada Gambar 1.13.
Siklus hidup suatu sistem bisa berlangsung beberapa bulan ataupun beberapa tahun (dalam satuan bulan atau tahun). Penentu lama dan yang bertanggung jawab atas SLC berulang ialah pemakai CBIS.



Walau banyak orang mungkin menyumbangkan keahlian khusus mereka untuk pengembangan sistem berbasis komputer, pemakailah yang bertanggung jawab atas siklus hidup sistem. Tanggung jawab untuk mengelola CBIS ditugaskan pada manajer.
Seiiring berkembangnya CBIS, manajer merencanakan siklus hidup dan mengatur para spesialis informasi yang terlibat. Setelah penerapan, manajer mengendalikan CBIS untuk memastikan bahwa sistem tersebut terus menyediakan dukungan yang diharapkan. Tanggung jawab keseluruhan manajer dan dukungan tahap demi tahap yang diberikan oleh spesialis informasi .
Ketika manajer memilih untuk memanfaatkan dukungan para spesialis informasi, kedua pihak bekerjasama untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah, mengidentifikasi dan mengevaluasi solusi alternative, memilih solusi terbaik, merakit perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai, membuat basis data, dan menjaga kemutakhiran sistem.

Ikhtisar


Informasi adalah salah satu dari 5 (lima) jenis utama sumber daya yang dapat dipakai oleh manajer. Semua sumber daya termasuk informasi dapat dikelola. Pengelolaan informasi semakin penting saat bisnis proses suatu organisasi atau perusahaan menjadi rumit dan kemampuan komputer berkembang.
Output komputer digunakan oleh manajer, non manajer, dan orang-orang atau organisasi dalam lingkungan perusahaan. Manajer terdapat pada semua tingkatan dan dalam semua bidang fungsional. Ketika para manajer melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan memainkan peran mereka, mereka menambah keahlian komunikasi dan pemecahan masalah dengan pengetahuan tenatng komputer dan informasi.
Sistem adalah suatu integrasi elemen-elemen, yang semuanya bekerja menurut satu tujuan. Semua sistem meliputi tiga elemen utama yaitu input, transformasi dan output. Sistem yang berhubungan dengan lingkungannya disebut sistem terbuka, seangkan sebaliknya disebut dengan sistem tertutup.
Tedapat perbedaan antara data dan informasi. Data mencakup fakta dan angka-angka yang relative tidak berarti, kemudian diubah menajdi informasi oleh pengolah informasi. Sedangkan informasi memiliki arti bagi pemakainya. Pengolah informasi menyediakan informasi dalam bentuk lisan maupun tertulis. Informasi berasal dari sumber-sumber internal dan eksternal dan digunakan dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Komputer pada awalnya digunakan sebagai sistem informasi akuntasi (SIA) yang merupakan bagian dari pemrosesan data (EDP), kemudian berkembang kearah pengolahan informasi (SIM). Selanjutnya berkembang sebagai sistem pendukung keputusan (DSS), kantor virtual atau otomasi kantor (OA), dan sistem berbasis pengetahuan (knowledge-based sistems). Kelima bidang aplikasi tersebut membentuk sistem informasi berbasis komputer (CBIS).
CBIS berkembang melalui tahapan-tahapan perencanaan, analisis, rancangan, penerapan, dan penggunaan. Tahapan-tahapan tersebut dinamakan siklus hidup sistem dan dapat dilakukan oleh pemakai sendiri atau pemakai bekerja sama dengan spesialis informasi. Bahkan bila sistem dikembangkan bersama-sama, manajerlah yang bertanggungjawab atas tiap tahap siklus hidup sistem.

Kesimpulan
Dari uraian dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi aadalah salah satu pemanfaatan media teknologi untuk mempermudah siklus input, proses dan output dalam metode keilmuan berbasis psikologi
Dalam metode kelimuan, keberadaan sistem informasi terutama yang berbasis komputer dalam pengelolaan informasi  sudah tidak asing lagi dalam berbagai disiplin ilmu. Alat bantu skoring dan interpretasi tes EPPS dan kraeplin yang dikembangkan oleh seorang psikologi klinis, Dr Ira puspitawati, adalah salah satu bentuk peranan sistem informasi berbasis komputer dalam mempermudah psikodiagnostik.

sumber : http://thefreakmine.blogspot.com/2013/01/evolusi-sistem-informasi-berbasis.html

Contoh Sistem Informasi

Jenis-jenis Sistem Informasi dan Contoh Aplikasinya

Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
Image
1. Transaction Processing Systems (TPS)
Image
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakanoleh manajer. Sistem ini bekerja pada level operasional. Input pada level ini adalah transaksi dan kejadian. Proses dalam sistem ini meliputi pengurutan data, melihat data, memperbaharui data. Sedangkan outputnya adalah laporan yang detail, daftar lengkap dan ringkasan.


sistem ini tanpa batas yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Karena manajer melihat data-data yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di perusahaan mereka. Dimana hal ini sangat penting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem-sistem ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali. Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). Transaction processing systems mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. Transaction processing systems menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal.
Contoh :
  1. TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh Sistem Informasi Manajemen.
  2. Dalam rekening keuangan yang meliputi registrasi masuknya murid baru , baik itu pembayaran-pembayaran serta cek gaji karyawan yang meliputi sistem perhitungan gaji. Dalam inventory system yaitu Database berisi kelengkapan peralatan sarana dan prasarana sekolah serta pemeliharaan sekolah beserta murid, guru dan lingkungan sekolah, yang tujuannya untuk mengembangkan suatu sekolah agar lebih maju dan sesuai dengan apa yang diharapakan.
  3. Aplikasi Bantuan Keuangan Desa (BKD  Pemprov Jawa Timur)Aplikasi bantuan keuangan desa adalah aplikasi manajemen oprasional Program Bantuan Keuangan seluruh Desa di propinsi Jawa  timur.Aplikasi ini menangani semua proses  Mekanisme Bantuan Keuangan Seluruh desa di Jawa Timur, mulai dari proses Usulan Bantuan, Penetapan Anggaran, Perubahan Anggaran Bantuan, Pencairan Bantuan, beserta seluruh proses Pelaporan di dalamnya.
Image
2. Office Automation Systems (OAS)
Image
Office automation system (OAS) terkadang disebut juga dengan Virtual Office (VO), konsep OAS menggabungkan penggunaan berbagai peralatan IT (Information Technology mencakup hardware dan software) dalam berkomunikasi baik dengan satu orang/unit maupun banyak orang/unit untuk mengurangi penggunaan kertas (paperless) dengan tujuan terjadinya peningkatan kecepatan, ketepatan, keamanan kerja di kantor dan meningkatkan produktivitas kerja. Secara sederhana konsep OAS menyambungkan beberapa peralatan IT via sebuah server. Server sebagai pusat pengendali untuk setiap workstation dan peralatan lainnya. Para pemakai (user) dapat saling berhubungan dengan pemakainya lainnya melalui server tadi. Semua informasi dan dokumen disimpan didalam server dan untuk memudahkan digunakan berbagai software yang dapat mengatur masing-masing pengguna workstation. Melalui penggunaan jaringan LAN (Local Area Network) dan Intranet serta Internet seorang user/pemakai akan dapat berkomunikasi dengan pemakai lainnya tanpa ditentukan/dibatasi oleh jarak dan waktu.

Contoh :
  1. Desktop Publishing
  2. Electronic Calender
  3. Email
  4. Electronic Spreadsheet
3. Knowledge Work System

Knowledge work systems (KWS) adalah sistem informasi yang membuat dan mengintegrasikan pengetahuan baru ke organisasi. Knowledge Work System mendukung para pekerja professional seperti ilmuwan, insinyur, dan doktor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
4. Informatic Management System
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
Contoh :
A.  SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LELANG/ TENDER
E-Procurement ( E-PROC)
Salah satu penerapan kemajuan teknologi telematika dalam mendukung proses bisnis adalah dalam proses pengadaanbarang/ jasa, sehingga proses tersebut akan lebih transparan, efektif dan efisien. Pemanfaatan e-Procurementmenjadikan proses pengadaan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adil bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah/ Perusahan.Aplikasi electronic Procurement atau e-Procurement adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk mengelola pengadaan barang/ jasa berbasis internet yang didisain untuk mencapai suatu proses pengadaan barang/ jasa yang efektif, efisien dan terintegrasi.Aplikasi e-Procurement memiliki fasilitas transaksi antara Buyer dan Supplier. Yang dimaksud dengan Buyer adalah pihak yang akan melakukan proses pembelian barang/ jasa. Supplier adalah pihak-pihak yang berfungsi sebagai pemasok barang/ jasa yang dibutuhkan oleh Buyer.
Keunggulan e-Procurement
§ Tidak adanya batas ruang dan waktu karena menggunakan teknologi berbasis internet.
§ Proses pengadaan barang dapat diikuti oleh pemasok secara terbuka.
§ Proses dalam setiap tahapan pengadaan akan dengan mudah diikuti / diawasi oleh seluruh stakeholder.
§ Proses akan berlangsung secara :
a. Efisien,
b. Efektif,
c. Terbuka dan bersaing,
d. Transparan,
e. Adil/ tidak diskriminatif,
f. Akuntabel.
§ Akan lebih mendorong terjadinya persaingan antar pemasok yang lebih sehat.
§ Mencegah tindakan kolusi, korupsi dan nepotisme ( KKN) dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa.
Manfaat e-Procurement
1. Mendapatkan Harga Pembelian Barang yang terkontrol.
2. Mempercepat Waktu Proses Pengadaan.
3. Proses pengadaan akan lebih transparan.
4. Mereduksi biaya pengadaan barang/ jasa.
5. Menghemat sampai dengan 50% anggaran.
6. Memperlancar Komunikasi Buyer – Supplier.
7. Pelayanan yang baik kepada Supplier.
B.  Sistem Informasi Menejemen Pelayanan Terpadu Satu Pintu (SIM PTSP)
SIM PTSP adalah sebuah aplikasi untuk memenejemen perizinan yang ada di Kabupaten Bau bau,  Buton, Sulawesi Tenggara. SIM PTSP merupakan aplikasi yang mengelola penyelenggaraan perizinan yang prosesnya dimulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. Aplikasi seperti ini dapat memberikan kepuasan kepada para pihak yang mengajukan izin dikarenakan dengan pelayanan yang diberikan oleh SIM PTSP menjadikan proses pembuatan izin menjadi lebih cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau.
5. Decision Support Systems (DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
Tujuan
Tujuan dari Decision Support System (DSS) antara lain adalah :
• membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktur
• mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
• meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer dari pada efisiensinya.
Tahap-tahap
Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan antara lain adalah :
  • kegiatan intelijen,
  • kegiatan merancang,
  • kegiatan memilih dan menelaah.
Kegiatan intelijen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara berfikir. Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi, dimana informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil sebuah keputusan dengan tepat.
Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Pertimbangan-pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan ini, apakah situasi keputusan ini terprogram atau tidak. Sedangkan kegiatan memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih.
Jenis – Jenis DSS
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:
  • Mengambil elemen-elemen informasi.
  • Menaganalisis seluruh file.
  • Menyiapkan laporan dari berbagai file.
  • Memperkirakan dari akibat keputusan.
  • Mengusulkan keputusan.
  • Membuat keputusan.
Model
Model DSS terdiri dari:
1. Model matematika.
2. Database.
3. Perangkat lunak.
Perangkat lunak DSS sering disebut juga dengan DSS generator. DSS generator ini berisi modul-modul untuk database, model dan dialog manajemen. Modul database ini menyediakan beberapa hal, seperti: creation, interrogation dan maintenance untuk DSS database. DSS database memiliki kemampuan untuk menemukan sistem database yang telah disimpan. Sedangkan modul model digunakan untuk menyajikan kemampuan membuat, menjaga dan memanipulasi ke dalam bentuk model matematika. Model dasar ini menampilkan electronic spreadsheet. Model dialog digunakan untuk menarik perhatian para pengguna untuk berhubungan langsung antara pengguna dengan komputer dalam mencari solusi.
Penerapan DSS Dalam Suatu Instansi
Mengapa DSS digunakan dalam suatu perusahaan?
• Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.
• Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
• Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis.
• Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.
Dampak Pemanfaatan DSS
Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain :
  • Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan.
  • Problem yang kompleks dapat diselesaikan.
  • Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
  • Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik.
  • Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman.
  • Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif.
  • Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
  • Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer.
Faktor Pendukung DSS
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh :
  • Faktor teknologi
  • Faktor kompleksitas struktural
  • Faktor pasar internasional
  • Faktor stabilitas politik
  • Faktor konsumerisme
  • Faktor intervensi pemerintah
  • Faktor informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut,
  • Faktor gaya pengambilan keputusan dan
  • Faktor kemampuan (intelegensi ,persepsi, dan falsafah) serta
  • Pertimbangan pengambil keputusan.
Pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan yang diambil. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan informasi yang sahih mengenai kondisi yang telah, dan mungkin akan terjadi, kemudian mengolah informasi tersebut menjadi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai bahan pertimbangannya dalam memutuskan langkah yang akan dilaksanakannya, sehingga keputusan yang diambil diharapkan dapat menrberikan keuntungan yang maksimal.
• Menggunakan aplikasi Computer Base Information System (CBIS) untuk lingkungan kelompok, seperti: Electronic Meeting System (EMS) dan Group Decision Support System (GDSS). Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (group decision support system), atau GDSS adalah suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama.
Contoh :
  1. Program Sekolah Tunas Bangsa mempunyai LinK Elektronik yang memudahkan manajerial dan User menerima respon secara interaktif untuk mengetahui jumlah pendapatan atau pendaftaran siswa tahun ajaran baru, dan daya tampung kapasitas sekolah serta masyarakat bisa mengetahui tentang sekolah yang menjadikan sekolah favoritnya, sebagai informasi yang lebih lengkap. Dan dari sinilah masyarakat bisa tau bagaimana alur, atau kelebihan sekolah tersebut, karena orang tua tidak mau menyekolahkan anak-anaknya pada sekolah yang asal-asalan.
  2. Penerapan Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Dalam Sistem Informasi Manajemen Akademik Di kampus STMIK Insan Pembangunan
 
Berbagai proses dalam manajemen akademik, proses pengambilan keputusan telah banyak bergantung pada DSS yang telah dikembangkan. Penerapan DSS diterapkan pada saat :
  • Keputusan penerimaan mahasiswa baru
  • Evaluasi prestasi akademik
  • Yudisium dan
  • Penentuan mahasiswa berprestasi.
Berbagai basis data dikembangkan oleh unit kerja sesuai dengan aktivitas dan arah pengembangan masing-masing dengan penerapan koordinasi matriks kepada unit lain yang terkait. Pangkalan data utama meliputi sebagai berikut :
  • Basis data akademik yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Akademik (SISKA), termasuk di antaranya basis data mahasiswa
  • Basis data keuangan yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Keuangan (BAK).
  • Basis Data Perpustakaan (Perpus) yang dikelola oleh bagian perpustakaan termasuk didalamnya data buku, literature dll.
ulasan :
Pengembangan Sistem Informasi STMIK Insan Pembangunan
Pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi merupakan salah satu program STMIK Insan Pembangunan untuk menunjang pengembangan pendidikan dan pengelolaan Sekolah tinggi. Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi (TI), yang juga disebut sebagai teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology = ICT) merupakan strategi dasar pengembangannya sehingga dapat menunjang sistem pendidikan dan pengelolaan yang efisien dan efektif. Sedangkan langkah pencapaian tujuan pengembangan adalah dengan meningkatkan aksesibilitas sumberdaya dan aktivitas sivitas akademika dalam satu sistem informasi manajemen (SIM) yang terpadu dan modern sehingga dapat melakukan evaluasi diri, pemantauan, audit akademis maupun finansial, dan perencanaan secara komprehensif.
Infrastruktur sistem informasi STMIK Insan Pembangunan dikembangkan untuk menunjang decision support system dan menggunakan ICT pada semua unit kerja. ICT bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengendalian manajemen internal. Strategi implementasi pada unsur peningkatan kinerja organisasi adalah dengan meningkatkan dan mengembangkan manajemen sistem informasi .
Pengembangan SIM STMIK Insan Pembangunan diarahkan menjadi tiga jenjang, yaitu :
1) Executive Information System : kebutuhan informasi strategis untuk pimpinan puncak
2) Decision Supporting System : kebutuhan informasi untuk manager menengah yang dipergunakan untuk implementasi perencanaan; dan
3) Transaction Processing System : dipergunakan untuk manager operasi agar dapat melaksanakan fungsi tugasnya dan melakukan monitoring.
Dalam menunjang terciptanya jenjang sistem informasi tersebut, maka diperlukan beberapa prasyarat, yakni tersedianya:
  • Sistem komputer untuk mengembangkan paperless office, internet, intranet, pusat / gudang data (data centre / ware-house), PC network dengan berbagai variannya.
  • Staf dan karyawan yang mampu menguasai sistem komputer. Ini berguna bagi pihak manajemen dalam menyusun rencana kerja dan mengontrol pelaksanaan kegiatan yang ada.
Pengelolaan Sistem Informasi STMIK Insan Pembangunan
Pengelolaan sistem informasi STMIK Insan Pembangunan berada di bawah tanggung jawab langsung Ketua Sedangkan dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan sistem informasi STMIK Insan Pembangunan dilakukan oleh Bagian Litbang yang membawahi Bagian IT dan UPT
Sistem Aliran Data dan Otorisasi Akses Data
melakukan penataan dan perbaikan SIM STMIK Insan Pembangunan beserta pengelolaannya untuk menyempurnakan tata laksana dan responsibilitas dengan baik. Guna menunjang kokohnya layanan informasi di lingkungan STMIK Insan Pembangunan, untuk mendorong tercapainya aplikasi SIM STMIK Insan Pembangunan yang berjalan realtime secara online dan up to date.
Beberapa yang dilakukan dalam menunjang hal tersebut, sebagai berikut:
  • Pendayagunaan Unit Sistem Informasi
  • Pendayagunaan operator di setiap unit / lembaga / badan
  • Membangun SIM STMIK Insan Pembangunan yang terintegrasi
  • Melakukan perkuatan terhadap kebijakan, sasaran dan strategi sistem informasi
  • seluruh input yang diolah diharapkan mampu memberikan output yang sesuai dengan kebutuhan institusi. dalam hal ini, juga melaksanakan otomasi EPSBED ke dalam SIM STMIK Insan Pembangunan dengan menggunakan program visual basic, melalui :
  •  Integrasi sistem akademik
  •  Pengisian nilai akademik tepat waktu
  •  Pengisian data EPSBED, termasuk entry data tabel mata kuliah, data KRS, KHS, alumni, serta data kapasitas dan fasilitas.
Adapun data valid yang dimaksud, dengan menyertakan beberapa hal sebagai berikut :
a. Laporan semester berjalan dalam kondisi valid
b. laporan data yang terakhir dan print out evaluasi per semester.
Otorisasi akses data senantiasa dikelola untuk menjaga kelangsungan dan stabilitas sebuah sistem aplikasi. Diharapkan, seluruh sistem informasi yang dibangun, dapat sesuai dengan kebutuhan setiap user. Otorisasi terhadap akses data merupakan jawabannya. Implementasi pengelolaan otoritas biasa dimulai dengan login dan pencantuman user password. Implementasi atas user classification dilakukan, dimana menu-menu yang muncul atau aktif, dapat disesuaikan dengan group user yang telah melakukan login.
Akses data memerlukan sebuah form khusus yang biasa digunakan untuk melakukan sentralisasi objek. Selanjutnya, objek tersebut akan mengarah pada akses database (basis data). Secara umum, klasifikasi user dalam sistem informasi STMIK Insan Pembangunan dibagi menjadi :
a. Login operator. Berperan sebagai user yang hanya bisa mengisi dan atau memutakhirkan content.
b. Login admin. Berperan sebagai administrator yang mampu mengisi content, sekaligus berhak melakukan editing, penambahan atau penghapusan user.
c. Untuk sistem aplikasi tertentu, dilakukan klasifikasi berdasarkan login pimpinan, operator, user dan admin, atau terkadanng ditambahkan super-admin.
Klasifikasi User Aplikasi SIM STMIK Insan Pembangunan
Gambar : Klasifikasi User
3. Pemanfaatan Sistem Informasi STMIK Insan Pembangunan
Pemanfaatan sistem informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi di STMIK Insan Pembangunan meliputi pemanfaatan basis data & informasi, pemanfaatan dalam dukungan pengambilan keputusan (Decision Support System = DSS), dan pemanfaatan dalam komunikasi dan akses informasi.
Pemanfaatan Basis Data dan Informasi
SIM STMIK Insan Pembangunan memiliki basis data dan informasi yang lengkap yang dikelompokkan dalam beberapa sub-sistem, meliputi administrasi akademik, keuangan, sistem pembelajaran, dan data perpustakaan di STMIK Insan Pembangunan. secara bertahap, akan diintegrasikan menjadi suatu SIM STMIK Insan Pembangunan yang lebih handal.
Administrasi Akademik
Basis data dan informasi akademik dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Akademik (SISKA), termasuk di antaranya master mahasiswa.

Gambar : Aplikasi SISKA
Kelompok Aplikasi ini merupakan piranti utama dalam pelaksanaan registrasi mahasiswa, monitoring kemajuan akademik mahasiswa, penginputan nilai mhs dan lain-lain.
Keuangan Perguruan Tinggi
Subsistem informasi keuangan dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Keuangan (BAK). Termasuk di dalamnya adalah aplikasi Pengelolaan Keuangan
Sistem Pembelajaran
dalam peningkatan mutu pembelajaran. Mahasiswa bisa dengan download dokumen atau modul kuliah
Selain sebagai pemanfaatan basis data buku Perpustakaan STMIK Insan Pembangunan juga menyimpan hasil penelitian mahasiswa jenjang diploma hingga sarjana.
Sistem Analisis Pengambilan Keputusan
Data dan informasi akan diolah dalam sebuah rumusan tertentu, dianalisis dan kemudian dapat disajikan untuk memenuhi kebutuhan decission maker. Pelaksanaan analisis antara lain dilakukan dalam kaitan berbagai kebutuhan spesifik.
1. Aplikasi SIM STMIK Insan Pembangunan pada berbagai aktivitas pengelolaan STMIK Insan Pembangunan, seperti pada saat registrasi mahasiswa baru ataupun mahasiswa lama berlangsung dan pada saat pengambilan keputusan penerimaan mahasiswa, Pengisian KRS dan Pengambilan KHS
2. Proses pengumpulan dan penyusunan dokumen akreditasi berdasarkan 15 Standar Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
3. Proses evaluasi diri di lingkungan STMIK Insan Pembangunan.
4. Monitoring dan penigkatan mutu web STMIK Insan Pembangunan
5. Analisis benchmarking dengan institusi eksternal melalui kompilasi informasi dari pihak eksternal
6. Data dasar dan SWOT untuk perencanaan pengembangan bagian penelitian dan pengembangan (litbang) STMIK Insan Pembangunan.
Pemanfaatan untuk Komunikasi dan Akses terhadap Sumber Ilmiah
Website STMIK Insan Pembangunan dengan alamat http://www.insanpembangunan.ac.id. Pemanfaatannya terus dikembangkan dan diharapkan senantiasa dapat memenuhi keinganan seluruh civitas akademika dan masyarakat pada umumnya.
Akses Internet
Akses internet telah disediakan bagi civitas akademika STMIK Insan Pembangunan dengan menggunakan WiFi hotspot area.Fasilitas internet ini digunakan untuk mengakses berbagai informasi yang tersedia di dunia maya
Alamat e-mail Ketua dan Kajur
Alamat e-mail bagi civitas akademika yang dikelola dibawah http://www.insanpembangunan.ac.id
Secara bertahap, seluruh civitas akademika akan diberikan alamat email, melalui pengelolaan email tersentralisasi, kecuali untuk email mahasiswa
 
 Gambar : Login E-mail

Jaringan lokal
Jaringan komputer STMIK Insan Pembangunan menggunakan Local Area Network (LAN). Selain itu STMIK Insan Pembangunan juga sedang mengembangkan jaringan nirkabel perangkat seluler dalam bentuk SMS Gateway yang nantinya akan bekerjasama dengan PT Telkomsel yang di antaranya meliputi fitur: web2 sms, shortcode, queing, dan hunting.
6. Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuanseorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna.
Contoh :
    1. System jadwal mekanik
    1. Aplikasi ramalan
7. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work Systems (CSCW)
Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
Contoh :
  1. E- Government

8. Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.
Contoh :
 

Sample text

Sample Text

Sample Text